Gentle parenting semakin populer sebagai metode pengasuhan yang mengedepankan empati, rasa hormat, dan komunikasi positif. Meskipun terdengar ideal, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari tidak selalu mudah. Banyak orang tua tanpa sadar melakukan kesalahan dalam menerapkan disiplin positif, yang justru mengurangi efektivitas metode ini.
Dalam artikel Bundi kali ini, akan membahas kesalahan umum dalam gentle parenting serta bagaimana cara menghindarinya agar pola asuh ini dapat memberikan manfaat optimal bagi anak dan orang tua.
1. Kurangnya Konsistensi dalam Menerapkan Aturan
Salah satu kesalahan terbesar dalam gentle parenting adalah kurangnya konsistensi dalam menetapkan aturan. Banyak orang tua yang menetapkan batasan namun tidak menerapkannya secara berkelanjutan. Misalnya, jika anak memiliki waktu tidur pukul 9 malam, tetapi aturan ini sering kali dilanggar, anak akan kesulitan memahami batasan tersebut.
Ketidakkonsistenan ini membuat anak bingung dan cenderung menguji batasan yang telah dibuat. Akibatnya, mereka mungkin sulit membangun kebiasaan baik dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Cara menghindarinya:
- Tetapkan aturan yang jelas dan sesuai dengan usia anak.
- Pastikan seluruh anggota keluarga menerapkan aturan yang sama.
- Gunakan penguatan positif untuk membantu anak memahami pentingnya konsistensi.
- Beri contoh nyata, karena anak cenderung meniru kebiasaan orang tua.
2. Tidak Menetapkan Batasan yang Jelas
Banyak yang salah paham bahwa gentle parenting berarti membebaskan anak melakukan apa saja. Padahal, batasan tetap diperlukan agar anak belajar memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari setiap tindakan.
Tanpa batasan yang jelas, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kurang disiplin dan sulit memahami aturan sosial. Misalnya, jika orang tua tidak menegaskan bahwa menunda tugas sekolah tidak diperbolehkan, anak mungkin mengembangkan kebiasaan menunda-nunda yang berdampak buruk di masa depan.
Cara menghindarinya:
- Tetapkan batasan dengan komunikasi yang jelas dan tegas, namun tetap penuh kasih sayang.
- Jelaskan alasan di balik setiap batasan agar anak memahami tujuan dari aturan tersebut.
- Gunakan metode konsekuensi alami, misalnya jika anak tidak membereskan mainannya, maka mainannya akan disimpan untuk sementara waktu.
Baca juga: Mindful Parenting: Cara Menjadi Orang Tua yang Sadar dan Hadir
3. Kurangnya Kehadiran dan Perhatian Penuh
Dalam pengasuhan positif, kehadiran orang tua bukan hanya secara fisik tetapi juga emosional. Sering kali, orang tua terganggu oleh pekerjaan atau gawai saat bersama anak, sehingga ikatan emosional tidak terbentuk dengan baik.
Ketika anak merasa tidak diperhatikan, mereka bisa mengalami penurunan rasa percaya diri, menarik diri dari orang tua, atau mencari perhatian dengan cara yang kurang tepat.
Cara menghindarinya:
- Buat waktu berkualitas tanpa gangguan teknologi, misalnya dengan membaca atau bermain bersama anak.
- Latih diri untuk mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan menunjukkan empati saat mereka berbicara.
- Bangun kebiasaan keluarga seperti makan malam bersama tanpa gangguan gawai.
4. Mengabaikan Perawatan Diri sebagai Orang Tua
Mengasuh anak dengan metode gentle parenting membutuhkan energi dan kesabaran ekstra. Jika orang tua tidak merawat diri dengan baik, mereka bisa mengalami kelelahan emosional yang berdampak pada pola asuh.
Orang tua yang kelelahan lebih rentan mengalami stres dan emosi negatif yang tanpa sadar dapat memengaruhi interaksi dengan anak. Ini dapat menciptakan pola komunikasi yang kurang sehat.
Baca juga: Mengenal 3 Pola Asuh: Otoriter, Permisif, dan Demokratis
Cara menghindarinya:
- Prioritaskan self-care dengan tidur cukup, makan sehat, dan berolahraga.
- Luangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan agar mental tetap sehat.
- Jangan ragu untuk meminta bantuan dari pasangan, keluarga, atau komunitas parenting.
5. Bereaksi Berlebihan terhadap Perilaku Anak
Gentle parenting menekankan pentingnya merespons perilaku anak dengan empati. Namun, dalam praktiknya, banyak orang tua yang masih bereaksi dengan emosi saat menghadapi tantangan dalam mengasuh anak.
Misalnya, saat anak menumpahkan makanan, orang tua mungkin langsung berteriak dan merasa frustrasi. Padahal, reaksi seperti ini bisa membuat anak merasa takut atau enggan bereksplorasi.
Cara menghindarinya:
- Ambil napas dalam sebelum bereaksi terhadap perilaku anak.
- Gunakan pendekatan komunikasi yang tenang dan ajarkan anak tentang konsekuensi dengan cara yang positif.
- Fokus pada solusi daripada sekadar menghukum atau mengkritik.
Baca juga: Parenting Positif: Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan
Kesimpulan
Gentle parenting adalah metode pengasuhan yang penuh kasih dan menghargai perasaan anak. Namun, penerapannya membutuhkan konsistensi, kesadaran diri, dan keseimbangan antara empati dan disiplin. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, orang tua dapat lebih efektif dalam menerapkan pengasuhan positif dan membangun hubungan yang sehat serta harmonis dengan anak.
Dengan memperhatikan prinsip dasar gentle parenting dan menghindari kesalahan umum, Anda bisa menciptakan lingkungan pengasuhan yang lebih positif dan mendukung perkembangan anak secara optimal. Ingatlah bahwa tidak ada orang tua yang sempurna, tetapi dengan terus belajar dan memperbaiki diri, Anda bisa menjadi orang tua yang lebih baik setiap harinya.
» Ingin mendapatkan lebih banyak tips tentang parenting dan pengasuhan positif? Jangan lupa untuk follow Instagram @bundapediadotcom dan bagikan artikel ini kepada sesama orang tua agar semakin banyak yang memahami pentingnya gentle parenting!