Pergantian Jitu Luis Milla yang Mengantar Indonesia ke Semifinal

Pergantian Jitu Luis Milla
Photo: Luis Milla nuevo entrenador del Zaragoza (doc. google)

Jakarta – Indonesia berhasil mengalahkan Kamboja 2-0. Sempat buntu di babak pertama, Luis Milla mengubah taktik dan berbuah hasil.

Bermain di Stadion Shah Alam, Malaysia, Kamis (24/8/2017) sore WIB, Luis Milla kembali menurunkan formasi andalal 4-2-3-1. Dengan target meraih kemenangan 3-0 atas Kamboja demi mengamankan tike ke semifinal. Marinus Maryanto Wanewar dimainkan sejak menit pertama.

Marinus disokong oleh Septian David Maulan yang tepat ada di belakang. Sementara itu, Osvaldo Haay dan Saddil Ramdani bertugas sebagai penyisir sisi kanan dan kiri.

Di posisi poros tengah, Muhammad Hargianto berduet dengan Evan Dimas. Sementara itu, Ricky Fajrin kembali ke posisi semula sebagai bek kiri untuk menggantikan peran Rezaldi Hehanusa.

Kebuntuan Indonesia

Seperti yang sudah-sudah, Indonesia kembali menyerang dengan mengandalkan kecepatan di sisi lapangan. Umpan-umpan silang pun jadi opsi untuk masuk ke area kotak penalti.

Namun, upaya tersebut kerap gagal. Osvaldo, yang ada di sisi kiri tampil kurang oke dalam memberi tusukan ke kotak penalti. Tak hanya itu, umpan silang yang dikirim dari kedua sisi Indonesia juga kerap mudah dipatahkan.

Di babak pertama Kamboja bertahan dengan sembilan pemain dan hanya menyisakan satu pemain di area tengah lapangan. Pertahanan rapat dari Kamboja memaksa Marinus turun menjemput bola terlalu dalam. Bahkan, dalam beberapa kesempatan dia terlihat berada di area tengah lapangan.
Kamboja mengalami kesialan di akhir-akhir babak kedua. Bek Choum Pisa harus diusir keluar lapangan setelah mendapat kartu kuning kedua. Kehilangan satu pemaian membuat mereka kepayahan dalam bertahan.

Baca juga : Olahraga selama kehamilan

Pergantian Jitu Milla

Di laga ini, Milla harus mendapat kredit lebih atas kejeliannya dalam melakukan pergantian. Febri Hariyadi dimasukan pada awal babak kedua dengan menarik Osvaldo yang kurang oke melakukan penetrasi.

Masuknya Febri sekaligus membuat sisi kanan pertahanan Kamboja kepayahan. Pemain Persib Bandung ini bukan cuma unggul dalam hal kecepatan, namun dia juga berani untuk melakukan cut inside ke dalam kotak penalti.
Unggul jumlah pemain dan berambisi mengejar gol pertama, Milla menambah amunisi di lini depan dengan menarik pemain belakang. Ezra Walian dimasukan dengan menari Ricky Fajrin.

Tambahan itu membuat skema lini depan Indonesia berubah menjadi 3-4-3. Garuda Muda hampir selalu meletakan tiga pemain di dalam kotak penalti saat menyerang, mereka adalah Ezra, Marinus dan Septian David Maulana.

Kehadiran tiga pemain itu membuat barisan pertahanan Kamboja kesulitan meredamnya, berbeda saat babak pertama. Dalam gol pertama, tak satupun para pemain Kamboja yang melakukan pengawalan untuk ketiga pemain tersebut.
Tiga pemain yang berada di area 6 yard terpaku dengan duel perebutan bola Evan Dimas. Alhasil, bola liar dari hasil duel itu jatuh di kaki Ezra, dan pemain naturalisasi itu berhasil menceploskan bola dengan kaki kiri.

Di gol kedua yang dicetak Febri, Kamboja tidak bertahan dengan baik. Tidak ada pressing dari pemain Kamboja untuk para pemain Indonesia yang menguasai bola seperti pada babak pertama.

Jika dilihat dari gambar, empat pemain di lingkaran hitam harus disibukkan dengan pergerakan Ezra, Marinus, dan Septian David di bibir kotak penalti. Sementara itu, tiga pemain Kamboja yang berada di depan empat bek lebih menunggu Febri mendekat ke area kotak penalti.
Namun, perjudian dilakukan Febri. Dia melepaskan tendangan dari luar kotak penalti setelah melakukan pergerakan menusuk dari sisi kanan. Bola hasil tendangannya pun meluncur mulus ke dalam gawang Kamboja.
Di laga ini Milla melakukan perubahan yang cukup jitu. Keputusan cepat untuk melakukan pergantian taktik patut mendapat apresiasi tinggi.

Kehadiran Febri dan Ezra sangat terasa memberi perubahan. Namun, ada hal penting yang wajib jadi pertimbangan Milla di laga selanjutnya. Pria asal Spanyol itu sesekali harus berani menurunkan sekaligus dua striker murni.

Hal itu sudah terbukti di laga melawan Kamboja. Indonesia berhasil membuat lini pertahanan lawan yang rapat menjadi kerepotan dengan adanya dua striker murni sekaligus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *