Kenali Gejala Tics pada Anak, Begini Ciri-cirinya!

Tics adalah perilaku berulang yang tidak dapat dikendalikan yang melibatkan berkedipnya mata, menggerakkan hidung, atau mengernyitkan bibir secara berulang. Gejala tics seringkali muncul pada anak-anak dan bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa tics biasanya bersifat sementara dan dapat dikendalikan. 

Apa itu Tics

Tics pada anak adalah suatu gerakan atau vokal yang tidak disengaja, tiba-tiba, dan sulit untuk dikendalikan. Hal ini muncul pada masa anak-anak. Tics dapat merupakan gerakan (tics motor) atau suara (tics vokal).

Tics pada anak termasuk berkedip mata, menggelengkan kepala, menggerakkan bibir atau hidung, menggosok-gosok bagian tubuh tertentu, mengeluarkan suara seperti bersin, mendengus, serta mengucapkan kata-kata atau suara tertentu, atau tics lainnya.

Cara Mengatasi Tics pada Anak

Pentingnya orang tua mengetahui kondisi sang anak dan cara penanganan dengan benar, oleh karena itu perhatikan beberapa poin dibawah ini

  1.     Pemahaman Tentang Tics

Langkah pertama yang penting adalah memahami bahwa tics pada anak adalah masalah yang umum dan biasanya tidak berbahaya. Mereka bisa terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung untuk beberapa waktu sebelum mereda dengan sendirinya. Pemahaman ini akan membantu orang tua merasa lebih tenang dan mencegah kecemasan berlebihan.

  1.     Jangan Menguatkan Tics

Orang tua sering merasa cemas dan ingin menghentikan tics anak mereka segera. Namun, penting untuk tidak mengkritik atau menghukum anak karena tics mereka. Mengkritik atau menghukum anak hanya dapat membuat mereka lebih stres, yang bisa memperburuk tics. Jika anak merasa ditekan atau dihakimi, itu dapat memperparah gejala.

Baca juga : Cara Menumbuhkan Kepercayaan Orang Tua dengan Anak

  1.     Bicarakan dengan Anak Anda

Cobalah untuk berbicara dengan anak Anda secara terbuka dan penuh pengertian tentang tics mereka. Jelaskan bahwa tics adalah sesuatu yang biasa dan bahwa Anda mendukung mereka. Diskusikan perasaan mereka terkait dengan tics dan berikan dukungan emosional.

  1.     Kurangi Stres

Stres bisa memperburuk tics. Bantu anak Anda mengelola stres dengan memberikan waktu untuk beristirahat dan bermain. Juga, ajarkan teknik relaksasi seperti bernapas dalam-dalam atau bermeditasi.

  1.     Beri Pujian untuk Kontrol Tics

Ketika anak berhasil mengendalikan tics mereka, berikan pujian dan apresiasi. Ini dapat memotivasi mereka untuk terus berusaha mengendalikan perilaku tersebut.

  1.     Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan

Jika tics anak Anda sangat mengganggu atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang dokter atau psikolog. Mereka dapat mengevaluasi tics anak Anda dan memberikan saran atau perawatan yang sesuai.

  1.     Terapkan Teknik Pengalihan

Salah satu cara untuk mengurangi tics adalah dengan mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain. Ketika Anda melihat tanda-tanda tics muncul, ajak anak untuk melakukan sesuatu yang menarik perhatian mereka, seperti menggambar, bermain musik, atau bermain olahraga.

  1.     Perhatikan Diet

Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor makanan tertentu seperti makanan berwarna atau makanan yang mengandung bahan tambahan tertentu dapat mempengaruhi tics pada anak. Cobalah memantau pola makan anak Anda dan perhatikan apakah ada makanan tertentu yang memperburuk tics mereka.

  1.     Berikan Dukungan Keluarga

Dukungan dari keluarga sangat penting. Pastikan semua anggota keluarga memahami tics anak dan berusaha mendukung mereka tanpa mengkritik atau mencemoohkan.

  1. Berikan Waktu

Ingatlah bahwa tics pada anak bisa berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum mereda dengan sendirinya. Sabarlah dan terus berikan dukungan selama proses ini.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua tics pada anak memerlukan perawatan medis. Banyak anak dapat mengendalikan tics mereka dengan dukungan keluarga, manajemen stres, dan waktu. Namun, jika Anda merasa tics anak Anda sangat mengganggu atau meresahkan, berkonsultasilah dengan seorang profesional kesehatan untuk mendapatkan panduan lebih lanjut. Yang terpenting, berikan cinta, dukungan, dan pemahaman kepada anak Anda saat mereka menghadapi tantangan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *